Dollar Naik terus
Penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar memang
membuat masyarakat resah, bahkan sebagian berpendapat, Indonesia sedang dalam
masa krisis seperti yang pernah terjadi
pada tahun 1998. Dikutip dari Detik
Finance, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan, Indonesia tidak
sedang dalam masa krisis moneter seperti pada tahun 1998 hal ini karena ekonomi
Indonesia masih tubuh sebesar 4,6% ditengah melambatnya perekonomian global dan pertumbuhan ekonomi Indonesia
masuk kedalam pringkat tiga besar di Negara G20 dibawah China dan India.
Sedangkan pada tahun 1998 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai -13,7% dengan
inflasi mencapai 77,63% dan cadangan devisa sebesar US$ 23.76 miliar itupun
sudah mendapat bantuan dari International Monetary Found (IMF).
Terus menggaet Rupiah
Dengan adanya penurunan nilai tukar rupiah Indonesia
masih bisa bertahan karena kuatnya fundamental ekonomi Indonesia, ditandai
dengan menurunnya inflasi yang sebelumnya 8% menjadi 4.5%, cadangan devisa Indonesia juga
cukup besar yaitu US$ 107,55 miliar dan selama 10 tahun terakhir pertumbuhan
ekonomi Indonesia juga dihormati karena growth (pertumbuhan) rata-rata 6%. Untuk itu
kenapa harus takut dengan melemahnya nilai rupiah?
Salah satu cara yang dapat
dilakukan masyarakat untuk membantu pemerintah dalam menumbuhkan perekonomian
Indonesia adalah dengan tetap menggunakan rupiah di dalam negeri bagaimanapun
situasinya, menggunakan dan mencintai produk dalam negeri sehingga pemerintah
tidak harus melakukan impor barang dari luar negeri. selain itu BI berencana akan
terus menerbitkan makro prudensial yang akan membuat perekonomian tetap stabil
dan pertumbuhan kredit bisa berjalan dan membantu masyarakat.